Wednesday 5 October 2016

Penelitian Kualitatif Peran Ekstrakurikuler Olahraga Beladiri Taekwondo Dalam Meningkatkan Ketahanan Tubuh Siswa BAB II


BAB II
LANDASAN TEORI
A.      Landasan Teori
1.    Ekstrakurikuler
a)   Pengertian  Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh para siswa diluar jam belajar. Kegiatan ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk seni, olahraga, pengembangan kepribadian dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan siswa-siswi itu sendiri. pengembangan kegiatan ekstrakulikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler sendiri bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka mengembangkan pendidikansiswa seutuhnya.[1]
b)   Tujuan Ekstrakurikuler
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah:
a.    Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotor peserta didik.
b.    Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.[2]
c)    Manfaat Ektrakurikuler
Manfaat dari ekstrakurikuler adalah sebagai bentuk pengembangan yang berfungsi untuk kegiatan ekstra kulikuleryang mengembangkan kemampuan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka serta rasa sosial yaitu memberikan rasa tanggung jawab dan untuk kesiapan karir nantinya.[3]

Dalam beberap tahun belakangan ini, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan membuat kebijakan-kebijakan baru guna meningkatkan pelaksaan pendidikan jasmani.
Pada tahun 1983 itu juga Presiden Soeharto mengamanatkan agar pendidikan jasmani disekolah mulai Taman kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi perlu lebih digiatkan dan dikembangkan.
Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari sekadar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan pada pengembangan pribadi anak seutuhnya.
Sejarah pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia menunjukkan bahwa aspek politik dari olahraga pada umumnya masih dominan. Bahkan dewasa ini, prestasi olahraga dipandang sebagai alat untuk menunjukkan dan sekaligus mengingat martabat bangsa, terutama di forum Internasional. Akibatnya, perhatian yang begitu besar terhadap pencapaian prestasi masuk ke dalam kurikulum pendidikan jasmani. [4]
d)   Proses Pemanasan Sebelum Olahraga Beladiri
Pemanasan adalah hal yang mutlak dalam berlatih bela diri. Pemanasan terlihat sepele, namun  olahraga “keras” pada sebagian besar aliran bela diri, hal ini mutlak untuk diperhatikan. Gerakan-gerakan tubuh, kontraksi dan ekstensi otot yang cukup ekstrem dapat menyebabkan cedera apabila Anda tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu. Bahkan yang paling sepele, tidak melakukan gerakan pemanasan sebelum berlatih dan pendinginan setelah berlatih dapat mengakibatkan badan pegal-pegal karena tumpukan asam laktat pada otot.[5]

2.    Bela Diri Taekwondo
Berasal dari korea, Taekwondo bila dimaknai dari tiap katanya mempunyai makna yaitu “tae” adalah kaki, “kwon” adalah pukulan dengan tangan, dan “do” adalah seni. Apabila diartikan dari tiap katanya, bisa ditarik kesimpulan bahwa taekwnondo adalah seni bela diri yang dominan menggunakan kaki dan tangan sebagai senjata untuk membela diri.[6]
a.    Sejarah
Olahraga bela diri taekwondo yang kita ketahui saat ini mempunyai sejarah yang sangat panjang. Menurut sejarah, taekwondo berkembang seiring dengan perjalanan sejarah bangsa korea. Nama taekwondo sendiri baru dikenal pada tahun 1954 berdasarkan hasil penyempurnaan dari gabungan berbagai bela diri tradisional korea.
Pada zaman dahulu, taekwondo dikenal dengan berbagai nama karena berasal dari berbagai daerah. Di beberapa daerah seperti di Silla, di daerah tenggara semenanjung korea, mereka mempunyai sekelompok pasukan ksatria yang diberi nama “hwarang” atau “sonbae” di koguryo, sekitar daerah semenanjung korea bagian utara. Mereka berlatih taekwondo sebagai kekuatan militer negara dan menjadi warga negara yang dianggap terpandang. Hal tersebut dibuktikan dengan temuan lukisan-lukisan dinding yang menggambarkan 2 orang yang saling berhadapan dalam sikap taekwondo, ini membuktikan bahwa taekwondo telah dilakukan sejak 2000 tahun yang lalu.
Pada masa penjajahan jepang terhadap korea, taekwondo sangat mengalami kemunduran karena tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang melakukan modernisasi tentaranya dengan penggunaan senjata api. Namun, seiring dengan kemerdekaan korea, taekwondo berkembang pesat dan menyebar ke berbagai kalangan. Hingga akhirnya, diakui sebagai disiplin/ program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea, dan menjadi olahraga bela diri wajib bagi para tentara dan polisi hingga sekarang. Kala itu, tentara korea yang berpartisipasi dalam perang vietnam dibekali keahlian taekwondo. Sejak saat itulah, taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia.[7]

Peningkatan populasi dan hubungan yang baik antara perguruan bela diri akhirnya menyatukan berbagai nama seni bela diri mereka dan menyebutnya taekwondo. Pada tahun 1954 taekwondo sempat mengalami perubahan nama menjadi taesoodo hingga tahun 1961. Namun, kembali berubah menjadi taekwondo pada tahun 1965 dengan nama organisasi Korea Taekwondo Association (KTA) pada tahun 1972, berdiri markas besar taekwondo dunia bernama kukkiwon . kukkiwon bertujuan sebagai pusat penelitian dan pengembangan taekwondo, pelatihan instruktur/pelatih, sekretariat promosi ujian tingkat Internasional. Pada 28 Mei 1973, berdiri World Taekwondo Federation (WTF). Taekwondo sudah dipertandingkan di berbagai multieven diseluruh dunia. Salah satunya di Olimpiade Sidney tahun 2000. Atlet taekwondo Indonesia yang pernah mengikuti ajang empat tahunan ini diantaranya Juana Wangsa Putri Satriyo Rahadani.[8]

Di dalam beladiri khususnya olahraga bela diri taekwondo terdapat kriteria penilaian yaitu:
b.    Kriteria penilaian
     Dibuat berdasarkan peraturan:
1)        Akurasi dari teknik poomsae( akurasi dari gerakan dasar dan detail dari setiap poomsae).
2)        Presentasi ( keterampilan : akurasi dari lintasan gerakan, keseimbangan dan kecepatan yang cepat dan kelambatan gerakan serta kekuatan tenaga), (ekspresi: kekuatan dan kelenturan gerak, kecepatan cepat dan lambatnya gerakan,ritme/irama serta dari pengerahan tenaga.
3)        Ekspresi
Dalam ekspresi, poin akan dikurangi 0,1 setiap kali kontestan tidak mengekspresikan kekuatan dan kelenturan, tempo (cepat dan lambatnya gerakan), ritme dan ketepatan pengerahan kekuatan tenaga serta dalam ekspresi poin akan dikurangi 0,5setiap kali kontestan melakukan kesalahan yang dianggap lebih serius daripada kasus yang sebelumnya dalam kekuatan dan kelenturan, tempo (cepat dan lambatnya gerakan), ritme dan pengerahan kekuatan tenaga.
4)        Pengurangan poin
a)      Poin akan dikurangi 0,5 dari skor akhir jika kontestan melebihi batas waktu.
b)      Poin akan dikurangi 0,5 dari skor akhir jika kontestan melewati garis batas terluar.[9]
5)        Perhitungan skor/nilai
Baik keakuratan dan presentasi akan dievaluasi( diperhitungkan).
a)             Ketika skor dihitung untuk mendapatkan rata-rata skor total dari juri-juri yang berbeda, skor yang tertinggi dan terendah yang ditampilkan dalam setiap penilaian akurasi dan presentasi tidak aka disertakan dalam perhitungan.
b)            Semua hukuman yang terakumulasi sepanjang kompetisi akan diperhitungkan dan dikurangi dari skor akhir.
6)        Penjelasan standar penilaian
a)   Akurasi teknik poomsae
b)   Akurasi dari gerakan dasar
Apresiasi yang komprehensif untuk kelancaran setiap gerakan, dimana orientasi semacam itu lebih mencirikan tingkat kemahiran yang tinggi.
a.          Detail setiap poomsae
Elemen-elemen penting dalam poomsae terdiri dari pergerakan yang akurat dar setiap gerakan yang sudah ditetapkan, aliran dan langkah gerakan,kihap/teriakan dan sikap kuda-kuda posisi siap.[10]
7)        Presentasi
a)    Keterampilan yaitu penguasaan keterampilan teknik berhubungan secara langsung dengan banyaknya latihan yang diperuntukan untuk melatih an menyempurnakan setiap gerakan. Pengamatan yang objektif adalah ukuran yang sebenarnya dari intensitas setiap penerapn individu terhadap latihan seseorang.
b)   Ekspresi yang merupakan nilain intrinsik atau internal direalisasikan melalui kesadaran psikologis, mental, dan emosional dan interpretasi yang diekspresikan dan diobservasi melalui performa ekstrinsik atau jasmaniah dari poomsae.
Tempo gerakan ditentukan oleh variasi dari kecepatan yang dibutuhkan dalam setiap gerakan, inididefinisikan  sebagai “cepat” atau “lambat,” tergantung dari gerakan yang berikutnya, semua esksekusi gerakan lainnya dilakukan dalam kecepatan yang biasa.
Ritme/irama adalah korelasi antara gerakan dan alirannya. Ritme ada didalam gerakan, memuaskan dari gerakan-gerakan yang berhubungan itu ada dalam urutan yang sesuai ketentuan.
3.      Ketahanan Tubuh
a.    Pengertian Ketahanan Tubuh
Ketahanan tubuh atau yang disebut dengan daya tahan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka waktu tertentu, sedang pengertian daya tahan dari sistem energi adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu tertentu. Istilah ketahanan atau daya tahan dalam dunia olahraga dikenal sebagai kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya aktivitas atau kerja.latihan daya tahan dipengaruhi dan berdampak pada kualitas system kardiovaskuler, pernapasan dan system peredaran darah. Oleh karana itu faktor yang berpengaruh terhadap daya tahan adalah kemampuan maksimal dalam memenuhi komsumsi oksigen yang ditandai dengan VO2max.
Komponen biomotorik daya pada umumnya digunakan sebagai salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani (physical fitness) olahragawan. Kebugaran jasmani adalah suatu keadaaan kemampuan peralatan tubuh yang dapat memelihara keseimbangan tersedianya energy sebelum, selama, dan sesudah aktivitas kerja berlangsung. Hubungan antara daya dan kinerja (penampilan) fisik olahragawan diantaranya adalah:[11]
1)        Kemampuan untuk melakukan aktivitas kerja secara terus menerus dengan intensitas yang tinggi dan dalam jangka waktu lama.
2)        Kemampuan untuk memperpendek waktu pemulihan (recovery), terutama pada cabang olahraga pertandingan dan permainan.
3)        Kemampuan untuk menerima beban latihan yang lebih berat, lebih lama, dan bervariasi.
b.   Manfaat Ketahanan Tubuh
1)      Meningkatkan Kebugaran Jasmani
a)      Pengertian kebugaran jasmani
Kebugaran jasmani adalah faktor penting bagi seseorang dalam menyelesaikan segala tugasnya sehari-hari. Kebugaran jasmani antara satu orang dan orang lain selalu berbeda-beda, bergantung bagaimana orang tersebut melatih kondisi tubuhnya. Dengan kebugaran jasmani yang terlatih, seseorang akan memiliki kesehatan yang bagus.
Tubuh bugar dilihat dari gerak dinamis seseorang. Jika hanya keadaan diam tidak dapat mengukur sehat tidaknya seseorang tersebut. Jasmani yang bugar adalah yang memiliki derajat sehat dinamis yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan, dan kelelahan itu akan pulih kembali sebelum datang tugas yang sama pada keesokan harinya.
Berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dapat membuat tubuh menjadi lelah, maka untuk menghindari kelelahan tersebut diperlukan latihan kebugaran jasmani. kebugaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang terhadap perubahan tubuh yang disesuaikan oleh aktivitas tertentu dan menggambarkan derajat seseorang untuk berbagai tingkat kegiatan fisik. Dengan demikian, di dalam kebugaran jasmani terdapat tiga unsur pokok, yaitu unsur yang sesuai bagi tubuh, unsur kerja, dan unsur sehat.[12]
b)     Tujuan Kebugaran Jasmani
Tujuan kebugaran fisik sekarang dapat dibedakan antara kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan unjuk kerja:
1)        Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan tingkat kebugaran yang cukup dari empat komponen kebugaran jasmani, yaitu kebugaran jantung, paru-paru, dan peredaran darah, lemak tubuh, kekuatan otot, serta kelenturan. Komponen kebugaran tersebut akan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit degeneratif dan keadaan yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
2)        Kebugaran yang berkaitan dengan unjuk kerja membutuhkan suatu tingkat kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yang cukup tinggi.
c)      Manfaat Kebugaran Jasmani
Manfaat latihan kebugaran jasmani adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugarna jasmani. Derajat kebugaran jasmani seseorang sangatlah menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Dengan demikian, semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang, semakin tinggi juga kemampuan kerja fisiknya. Berikut manfaat yang diperoleh dari kebugaran tubuh:
a)    Meningkatkan sirkulasi darah dan sistem kerja jantung.
b)   Meningkatkan stamina dan kekuatan tubuh sehingga tubuh menjadi lebih energik.
c)    Memiliki kemampuan pemulihan organ-organ tubuh secara tepat setelah latihan.
d)   Memiliki respon tubuh yang cepat.[13]
Latihan kebugaran jasmani adalah jenis latihan fisik (jasmani) melalui gerakan-gerakan anggota tubuh secara keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasman adalah latihan kebugaran fisik. Adapun unsur-unsur kebugaran jasmani terdiri dari kelincahan, ketepatan, reaksi, kekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Dengan demikian, bentuk latihan yang sesuai untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani adalah ltihan kelincahan, ketepatan, reaksi, kekuatan, kecepatan, dan daya tahan.
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaanya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani.
Pada dasarnya program jasmani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal ranah pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama; kebugaran fisik, keterampilan gerak.[14]
a)      Kebugaran fisik
Menjadi semacam kesepakatan umum bahwa tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotor yang harus terkembangkan melalui program pendidikan jasmani harus pula mencakup peningkatan kebugaran jasmani siswa. Pertanyaannya adalah, apakah kebugaran jasmani ini dapat dicapai melalui program penjas yang alokasi waktunya sangat minim.   .
Menggunakan waktu lain untuk meningkatkan kebugaran di luar waktu pendidikam jasmani adalah dalam cara ini, guru pendidikan jasmani bertanggung jawab untuk menyusun programnya, tetapi tahap pelaksanaanya bisa dilakukan oleh sekolah secara keseluruhan, baik diwaktu antara dua pelajaran, sebelum pelajaran dimulai di pagi hari, atau setelah pelajaran selesai.
Mewajibkan program kebugaran sebagai program sekolah, dalam program ini guru penjas harus menetapkan kesepakatan untuk menjadikan siswa memiliki kondisi fisik yang baik.
b)      Keterampilan Gerak
   Agar anak menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga merupakan tanggung jawab utama bagi guru pendidikan jasmani. Tujuan utama dalam mengajarkan keterampilan gerak tersebut adalah pengembangan keterampilan untuk berpartisispasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu dirinya bertindak efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya. Dan untuk mempersiapkan mereka menjadi atlet yang berprestasi. Hal ini setara dengan tujuan penjas yang berhubungan dengan kebugaran jasmani, yaitu individu, sebagai anggota keluarga, serta sebagai anggota masyarakat.[15]
d)     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
a)    Umur
Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
2)   Jenis Kelamin
Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunayi nilai yang jauh lebih besar.
3)   Genetik
Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot.
4)   Makanan
Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olah raga yang memerlukan kekuatan otot yang besar. [16]
e)    Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Tes Fisik
Tes fisik yang harus dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani ialah:
1)        Pemanasan dan Pendinginan
Pemanasan dan pendinginan adalah hal yang mutlak dalam berlatih bela diri. Pemanasan terlihat sepele, namun  olahraga “keras” pada sebagian besar aliran bela diri, hal ini mutlak untuk diperhatikan. Gerakan-gerakan tubuh, kontraksi dan ekstensi otot yang cukup ekstrem dapat menyebabkan cedera apabila Anda tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu. Bahkan yang paling sepele, tidak melakukan gerakan pemanasan sebelum berlatih dan pendinginan setelah berlatih dapat mengakibatkan badan pegal-pegal karena tumpukan asam laktat pada otot.
2)   Lari
Lari adalah kategori olahraga yang sangat sederhana, praktis, dan ekonomis. Lari tidak memerlukan banyak peralatan olahraga, kita hanya memerlukan sepatu dan pakaian yang nyaman saja untuk melakukan olahraga lari saat pagi,siang, dan sore hari. Lari disebut sebagai olahraga praktis karena lari dapat dilakaukan kapan saja dan dimana saja, lamam waktunya juga bisa kita sesuaikan sendiri. Meskipun begitu, manfaat lari untuk kesehatan tidak dapat diragukan, sebab bila kita melakukan rutinitas lari saat pagi,siang, dan sore hari, kita bisa memperoleh manfaat yang dijelaskan dibawah ini:[17]
3)   Push up
Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan otot bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi kanan kiri badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan. Posisi kaki dan badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan tetap menjaga kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentuh lantai atau tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang. Kegiatan ini dapat dikombinasikan dengan:[18]

a)         Mengubah jarak telapak tangan.
b)        Bentuk tangan yang menyentuh lantai: membuka, mengepal, menggunakan jari, atau punggung tangan.
c)         mengubah jarak antar kaki.
d)        mengubah ketinggian letak kaki: dengan menggunakan kursi atau kaki yang satu ditindihkan ke kaki yang lain.
e)         mengubah jumlah tangan yang digunakan : satu tangan atau dua tangan.
4)   Back up
Back up adalah latihan otot perut dan otot punggung dengan cara posisi awal tidur tengkurap, kaki merapat, kedua tangan dirapatkan di depan dagu. Kemudian angkat tubuh bagian depan ke atas, sehingga dada tidak menyentuh lantai. Kemudian kemabali ke posisi semula. Gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang.[19]
Manfaat latihan back up adalah membantu melatih otot pinggang, otot pantat dan otot paha bawah. Bagi pemain bola voly, bulu tangkis, tenis, dan olahraga lain yang memerlukan kekuatan otot pinggang yang kuat, latihan back up dapat menjadi latihan penunjang. Misalnya saja seorang atlet bola voly yang sering melakukan loncatan smash, dia memerlukan kekuatan otot pinggang yang baik. Untuk menghasilkan loncatan yang maksimal diperlukan otot paha dan otot pinggang yang kuat. Apalagi pada saat akan memukul bola, gerakan tubuh mulai dari bagian pinggang akan condong ke belakang. Jika tidak ditunjang dengan latihan otot pinggang yaitu back up maka akan menyebabkan perut dan otot pinggang akan terasa sakit.
5)   Peregangan Otot dan Pelemasan Sendi
Pada saat akan memulai suatu aktifitas olahraga, stretching (peregangan) atau lebih dikenal orang dengan istilah pemanasan (warm-up) ini sangat diperlukan. Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangant rentan terjadi.[20]
Peregangan merupakan salah satu bentuk persiapan awal dalam melakukan aktivitas olahraga, termasuk olahraga beladiri. Pada perguruan beladiri modern biasanya dalam latihan sudah dimasukkan unsur ilmu kesehatan dan olahraga, di antaranya teknik peregangan. Teknik peregangan perlu dikuasai oleh para pelatih dan atlet karena manfaatnya sangat besar, namun tentu saja setiap cabang olahraga di samping memiliki teknik peregangan yang bersifat umum juga memiliki teknik peregangan yang lebih spesifik.
Sebelum melakukan peregangan sebaiknya terlebih dahulu melakukan pemanasan (warm-up), walaupun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa pemanasan sebaiknya dilakukan setelah melakukan peregangan. Pemanasan merupakan salah satu bagian dasar dari program latihan permulaan yang terdiri dari sekelompok latihan yang dilakukan pada saat hendak melakukan aktivitas olahraga. Peregangan otot dan pelemasan sendi penting dilakukan sebelum melakukan latihan yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut:
a.       Mengurangi kemungkinan terjadi cedera sendi dan otot.
b.      Menghemat tenaga yang dikeluarkan ketika melakukan gerakan.
c.       Mempersiapkan anggota badan untuk melakukan gerakan dalam latihan yang lebih berat.
d.      Untuk melemaskan persendian agar mudah melakukan gerakan dan tidak kaku.[21]

4.      Kesegaran Jasmani
a.        Pengertian Kesegaran Jasmani
Kemampuan seseorang atau individu untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas sehari-hari secara terus menerus tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih memiliki cadangan energi atau tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya.
Kesegaran Jasmani ini tersusun dari beberapa komponen utama yaitu :[22]
1)      Daya Tahan (Endurance)
2)      Kekuatan (Strenght)
3)      Daya Ledak Otot (Muscular Power)
4)      Kecepatan (Speed)
5)      Kelincahan (Agility)
6)       Kelentukan (Flexibility)
7)      Keseimbangan (Balance)
8)      Ketepatan (Accuracy)
9)      Reaksi (Reaction)
10)  Koordinasi (Coordination)
B.       Penelitian Relevan
Dalam mempersiapkan penelitian ini, penulis terlebih dahulu mempelajari beberapa skripsi yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan sebagai dasar acuan dan juga sebagai pembuktian empirik atas teori-teori pendidikan yang telah mereka temukan antara lain :
1.      Penelitian relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Cahyandadaro, universitas negeri yogyakarta, yang berjudul “pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler terhadap pprsetasi belajar siswa XI  man yogyakarta” yaitu penelitian yang hanya menkaji tentang masalah keaktifan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler dalam kmeningkatkan atau terhadap prestasi siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler tersebut.
2.      Fitri yulizuto.H. fuad nashort, daerah yogyakarta. yang berjudul “Kepercayaan diri dan prestasi atlet taekwondo” judul ini yaitu mengkaji tentang kepercayaan diri dari dalam diri seseorang dan prestasi yang diukir oleh kontestan.
        Berdasarkan beberapa penelitian yang dijelaskan diatas, penelitian tersebut relevan dengan peneliti dilakukan yaitu membahas tentang pengaruh ekstrakurikuler olahraga beladiri taekwondo dalam meningkatkan kebugaran siswa.


BAB III KLIK DISINI




[1] Agus Mukholid, Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan, ( PT : Ghalia Indonesia Printing, 2007), h. 34
[2] Samparona, Fungsi dan tujuan kegiatan, samparona@yahoo.com , Tanggal 25 April 2016
[3] Micandani, Pengertian dan Tujuan  Ekstrakurikuler, mircandani.blogspot.com, 25 April 2016
[4] Samsudin, Op,Cit., h. 21
[5] Joko Supriyanto, Pendidikan Jasmani  Olahraga dan Kesehatan kelas 2.(Surakarta: Januari 2015), h. 115
[6] Mikanda Rahmani,  Buku Super Lengkap Olahraga, (Jakarta Timur : cetakan I 2014), h. 60
[7]Ibid., h. 62-63
[8] Agus Mukholid, Op Cit., h. 125-126
[9] Mircandani, Op. Cit
[10] Edi Widodo, Penjas SMP, (CV : Gema Nusantara), h. 52
[11] Mikanda Rahmani, Op,Cit., Hlm. 145-150
[12] Cahya Damayanti, Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA Kelas X Semester 2 (Viva pakarinda, 2013), h. 35-36
[13] Sri Ambarwati, Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA Kelas XI Semester Genap (Viva pakarinda: 2013), h. 37-38
[14] Cahya Damayanti, Op.Cit., h. 39
[15]Ibid.,
[16] Samsudin Supriyanto, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. (Surakarta : Februari 2012), h. 27
[17] Wiki, Lari, Wiki@yahoo.com, 23 Maret 2016
[18] Slamet, Pengertian Push up, slamet.blogspot.com, 25 April 2016
[19] Cahya Damayanti, Op. Cit., h. 42
[20] Agus Mukholid, Op. Cit., h. 45
[21] Joko Supriyanto, OpCit., h. 130
[22] Ibid., h. 40

No comments:

Post a Comment