BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan menjadi
sangat penting baik kehidupan individu, keluarga maupun masyarakat.
Penyelenggaraan pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia, membebaskan manusia dari kebodohan, kemiskinan dan
kemelaratan. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat meningkatkan kualitas
dirinya guna mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Kualitas hidup
suatu bangsa tidak hanya dinilai dari perkembangan fisik saja, tetapi yang
lebih utama adalah kualitas manusia pada intelektual, emosional dan spiritual.
Kualitas hidup seseorang dapat tercermin dari sosok dirinya sebagai pribadi
yang bertanggung jawab baik terhadap dirinya, keluarga maupun terhadap
masyarakat.
Oleh karena itu sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan di segala bidang. Pendidikan harus diarahkan pada peningkatan
produktivitas, kualifikasi, mutu, dan efisiensi kerja. Pelaksanaan kurikulum
harus didukung oleh strategi dan kegiatan belajar mengajar yang sesuai. Setiap
kurikulum memberikan penekanan – penekanan pada proses belajar mengajar agar
siswa memiliki kemampuan yang tinggi terhadap tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Agar proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien,
maka tenaga pengajar diharapkan selektif dalam mencari, memilih, menggunakan
dan mengembangkan strategi pengajaran sesuai dengan mata pelajaran dan pokok
bahasan yang diajarkan. Penggunaan strategi belajar mengajar yang memadai
dimaksudkan untuk mencapai tujuan pengajaran seoptimal mungkin. Dalam hal ini
siswa diharapkan lebih banyak berperan aktif sehingga ia mampu mengembangkan
kepribadian secara utuh dan menyeluruh.
Namun dalam kenyataannya, cukup banyak masalah yang dihadapi guru dalam
mengajar, khususnya bagaimana memotivasi siswa dalam belajar untuk memahami
pelajaran. Oleh karena itu dilakukan berbagai alternatif upaya diantaranya memanfaatkan
media pendidikan yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik seperti
penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Banyak faktor yang menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar. Diantara faktor tersebut yang paling
berpengaruh adalah guru, siswa dan media pengajaran.
Penerapan suatu media pengajaran harus ditinjau dari segi
keefektifan, keefisienan, karakteristik materi pelajaran dan keadaan siswa.
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan alat yang bermanfaat bagi guru terutama
untuk memudahkan pemberian tugas, baik yang berupa kegiatan maupun evaluasi,
sedangkan bagi siswa bermanfaat terutama sebagai pemandu dalam kegiatan belajar
mengajar. Melalui LKS aktivitas dan kreatifitas siswa dalam belajar mengajar
dapat ditingkatkan, penyampaian materi pelajaran dapat dipermudah dengan
menggunakan LKS.
Sebagai rujukan dalam penelitian ini penulis membaca
beberapa penelitian yang relevan dengan kajian penelitian ini. Diantaranya
Indawati (1999) yang menyimpulkan bahwa prestasi siswa kelas II SMU Angkasa
Maros yang menggunakan LKS cenderung meningkatkan hasil belajar siswa.
Bertitik tolak dari uraian di atas, maka penulis akan
meneliti dengan judul penelitian : “Kontribusi Penggunaan LKS dalam Pengajaran
Bahasa Innggris pada Siswa Kelas I SMU Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
yang akan diteliti adalah Bagaimana kontribusi LKS dalam pengajaran Bahasa
Inggris pada Siswa Kelas I SMU Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto.
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data tentang
kontribusi penggunaan LKS dalam pengajaran Bahasa Innggris pada Siswa Kelas I
SMU Negeri 1 Bangkala Kabupaten Jeneponto.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru mata
pelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola
pelaksanaan pengajaran Bahasa Inggris
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
meneliti dengan masalah yang relevan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan
Pustaka
Pada proses belajar mengajar, guru harus dapat berperan sebagai motivator dan
fasilitator untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan
proses, misalnya kemampuan guru dalam menempatkan dan menggunakan alat atau
media seperti penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
1. LKS Sebagai Media Pengajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dengan bentuk jamak medium yang berarti
perantara, maksudnya segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber untuk
disampaikan kepada penerima pesan. Menurut para ahli antara lain dikemukakan
oleh AFCT (Assosiation of Education and Communication Technology) (dalam
Hastuti, 1997) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Disamping sebagai penyampai atau pengantar, media yang sering diganti kata
mediator. Menurut Fleming (dalam Arsyad, 2002 : 4) media adalah penyebab atau
alat yang turut campur tangan dalam dua pihak yang berfungsi mengatur hubungan
yang efektif antara dua pihak utama dari proses belajar siswa dan isi
pelajaran. Sedangkan menurut Gagne (dalam Arsyad, 2002 : 6) media adalah
berbagai hal dalam lingkungan siswa yang merangsangnya untuk belajar.
Dari beberapa pengertian media yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan atau
mengantarkan pesan dari komunikator kepada komunikan, sehingga komunikator
dapat mempengaruhi tingkah laku komunikan. Bertolak dari pengertian media
secara umum tersebut di atas, berikut ini akan dibahas mengenai media pendidikan
atau pengajaran yang dikemukakan para ahli diantaranya Gagne dan Briggs (dalam
Hastuti, 1997) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi
alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang
terdiri dari buku, modul, tape recorder, kaset, video, kamera, foto, gambar,
grafik, computer, suara guru dan perilaku
guru.
Begitu pula dengan Heinich, dkk. (dalam Arsyad, 2002) mengemukakan bahwa media
pengajaran adalah apabila media itu membawa pesan – pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud – maksud pengajaran.
Dengan kata lain media pendidikan adalah komponen sumber belajar atau wahana
fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.
Tentang Lembar Kegiatan Siswa (LKS) terdapat beberapa pengertian. Bulu (1993)
memberikan pengertian tentang LKS sebagai berikut :
“Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembar kerja yang berisi informasi,
perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan
belajar dalam bentuk kerja, praktek atau dalam bentuk penerapan hasil belajar
untuk mencapai suatu tujuan”.
Demikian halnya Hasjim (2001) memberikan batasan pengertian Lembar Kerja Siswa
adalah : “Lembar yang digunakan untuk mengarahkan dalam bentuk mengajar dengan
pokok bahasan tertentu dalam membantu siswa meningkatkan keterampilan proses
bernalar”.
Dari beberapa pengertian tentang LKS tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
lembar kerja siswa (LKS) adalah suatu alat bantu dalam bentuk panduan bagi
siswa apa yang harus dilakukan dalam memecahkan suatu masalah terhadap mata
pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan instruksional khusus. Lembar
kerja siswa (LKS) dapat mendorong siswa untuk belajar sendiri berdasarkan pada
lembar – lembar kerja yang ada pada LKS. Hasil belajar yang diperoleh siswa
melalui kegiatan ini akan memberikan kepuasan tersendiri pada diri siswa yang
tidak mudah dilupakan.
2. Komponen dan Kriteria Lembar Kerja
Siswa (LKS)
a.
Komponen LKS
Menurut indawati (1999 : 7) bahwa lembar kerja siswa (LKS) mempunyai komponen
sebagai berikut :
1. Tujuan
a). Tujuan menyatakan perubahan
tingkah laku yang diinginkan dari siswa setelah mempelajari LKS tersebut.
b). Untuk mengetahui hasil guna dan
daya guna kesempatan belajar yang diberikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c). Sebagai umpan balik bagi guru
untuk perbaikan proses belajar mengajar berikutnya.
2.
Deskripsi Konsep/Prinsip
Deskripsi Konsep atau prinsip berdasarkan pada kepentingan materi telah
dirumuskan dengan jelas. Pada bagian ini siswa diberikan peluang sebanyak
mungkin untuk menemukan konsep atau prinsip yang digambarkan.
3.
Prosedur Kegiatan
Kegiatan yang diberikan dalam satu LKS dimaksudkan untuk melatih keterampilan
proses seperti keterampilan menggunakan alat, pengamatan, pemeriksaan
kesimpulan dan sebagainya. Pada bagian ini termasuk alat – alat dan bahan
– bahan yang digunakan pada setiap kegiatan. Corak dan bentuk kegiatan belajar
melalui LKS ditentukan oleh bentuk, isi instruksi yang ditulis dalam LKS untuk
mencapai keberhasilan siswa dalam belajarnya melalui LKS ditentukan oleh
kemampuan siswa itu sendiri di lain pihak. Sebagai contoh instruksi guru
dalam LKS harus berisi apa yang harus dikerjakan, urutan pelaksanaan kegiatan,
alat dan bahan yang digunakan, dan waktu yang digunakan.
4. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang dirumuskan
telah tercapai, termasuk evaluasi terhadap proses.
b. Kriteria Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Bulu (1993) bahwa kriteria lembar kerja siswa yaitu :
1. Mengacu pada GBPP
2. Ada identitas : Bidang studi, pokok bahasan, topic, waktu
dan semester
3. Alat yang digunakan tercantum
4. Bahasanya jelas, mudah dibaca, tidak terlalu banyak kata
– kata.
5. Mendorong kreativitas dan imajinasi anak
6. Mengandung pertanyaan, tugas yang
jelas dan singkat serta menantang aktivitas anak.
7. Menarik dan bila diperlukan
dicantumkan gambar, peta, table, grafik dan sebagainya.
8. Mengembangkan keterampilan proses
9. Memperhatikan sumber – sumber
belajar dalam lingkungan terjangkau
10. Bila perlu diberi peringatan –
peringatan agar anak bekerja secara cermat, teliti dan tertib.
3.
Fungsi dan Manfaat LKS
a.
Fungsi LKS
Menurut Syarifuddin (1996), Fungsi LKS ditinjau dari dua segi, yaitu :
1. Dari segi siswa
- Sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek, ataupun diluar kelas.
- Sebagai sarana belajar dimana siswa berpeluang besar untuk
mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan dan
memproses diri sendiri atau mendapatkan perolehannya.
2. Dari segi guru
Melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar sudah dapat menerapkan metode pembelajaran siswa dengan kadar belajar
secara aktif. Guru hanya memberikan instruksi bila diperlukan oleh siswa.
Interfensi yang diberikan oleh guru bukan dalam bentuk
jawaban atas pertanyaan siswa, melainkan berupa panduan bagi siswa untuk
memecahkan masalah.
b.
Manfaat LKS
Menurut
Syarifuddin (1996), manfaat LKS terdiri dari :
1).
Manfaat bagi siswa
a. LKS dipergunakan untuk mengetahui
apakah siswa sudah mengetahui bahan pelajaran yang diberikan.
b. LKS merupakan usaha perbaikan, dengan
umpan balik yang diperoleh setelah mengerjakan kelemahan – kelemahan bahkan
dengan teliti siswa mengetahui bab atau bagian dari bahan yang sama yang belum
diketahuinya. Dengan demikian ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
c.
Sebagai
diagnosa materi pelajaran yang sudah dipelajari oleh siswa merupakan
pengetahuan, keterampilan atau sikap.
2).
Manfaat bagi guru
a. Guru dapat mengetahui tingkat
pencapaian siswa dalam penyajian pokok / sub pokok bahasan melalui LKS yang
diberikan oleh guru. Dengan demikian guru dapat mengambil langkah seperlunya
untuk mengatasi siswa yang kurang atau lemah.
b. Dengan LKS guru mengetahui
bagaimana, dari bahan buku pelajaran yang belum menjadi milik siswa.
4.
Kelebihan dan Kekurangan LKS
1.
Kelebihan LKS
Menurut
Indawati (1999), kelebihan LKS sebagai berikut :
a.
Menjadikan
siswa lebih aktif karena harus mengajarkan LKS berdasarkan ketentuan yang ada.
b. Menuntun siswa untuk mencapai tujuan
instruksional khusus sesuai yang digariskan dalam GBPP.
c.
Situasi
siswa lebih demokratis sehingga dapat menimbulkan kegairahan belajar.
d. Melatih dan mengembangkan cara
belajar siswa untuk dapat belajar secara mandiri.
e.
Guru dapat
mengetahui sejauh mana pencapaian siswa dalam suatu pokok bahasan, melalui LKS
yang telah dikerjakan oleh siswa.
2.
Kekurangan LKS
Menurut
Indawati (1999), kekurangan LKS sebagai berikut :
a.
Siswa yang
kurang kreatif akan tertinggal dari siswa yang lebih kreatif.
b. Guru yang kurang kreatif dalam membuat
lembar kerja siswa akan mengalami kesulitan.
s
No comments:
Post a Comment