BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Landasan Teori
1. Ekstrakurikuler
a) Pengertian
Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh para siswa diluar
jam belajar. Kegiatan ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk seni,
olahraga, pengembangan kepribadian dan kegiatan lain yang bertujuan positif
untuk kemajuan siswa-siswi itu sendiri. pengembangan kegiatan ekstrakulikuler
merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. “Kegiatan ekstrakulikuler sendiri bertujuan
untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka mengembangkan
pendidikansiswa seutuhnya.”[1]
b) Tujuan Ekstrakurikuler
Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan
adalah:
a.
Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif,
efektif, dan psikomotor peserta didik.
b.
Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat
peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.[2]
c)
Manfaat Ektrakurikuler
Manfaat
dari ekstrakurikuler adalah sebagai bentuk pengembangan yang berfungsi untuk
kegiatan ekstra kulikuleryang mengembangkan kemampuan kreativitas peserta didik
sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka serta rasa sosial yaitu
memberikan rasa tanggung jawab dan untuk kesiapan karir nantinya.[3]
Dalam beberap tahun belakangan ini, berbagai
usaha telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan membuat
kebijakan-kebijakan baru guna meningkatkan pelaksaan pendidikan jasmani.
Pada tahun 1983 itu juga Presiden Soeharto
mengamanatkan agar pendidikan jasmani disekolah mulai Taman kanak-kanak sampai
dengan Perguruan Tinggi perlu lebih digiatkan dan dikembangkan.
Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif
dalam kenyataan lebih dari sekadar mengembangkan keterampilan olahraga.
Pengajaran tersebut pada hakikatnya merupakan proses sistematis yang diarahkan
pada pengembangan pribadi anak seutuhnya.
Sejarah pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia menunjukkan bahwa
aspek politik dari olahraga pada umumnya masih dominan. Bahkan dewasa ini,
prestasi olahraga dipandang sebagai alat untuk menunjukkan dan sekaligus
mengingat martabat bangsa, terutama di forum Internasional. Akibatnya,
perhatian yang begitu besar terhadap pencapaian prestasi masuk ke dalam
kurikulum pendidikan jasmani. [4]
d) Proses Pemanasan Sebelum Olahraga Beladiri
Pemanasan adalah hal yang mutlak dalam
berlatih bela diri. Pemanasan terlihat sepele, namun olahraga “keras” pada sebagian besar aliran
bela diri, hal ini mutlak untuk diperhatikan. Gerakan-gerakan tubuh, kontraksi
dan ekstensi otot yang cukup ekstrem dapat menyebabkan cedera apabila Anda
tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu. Bahkan yang paling sepele, tidak
melakukan gerakan pemanasan sebelum berlatih dan pendinginan setelah berlatih
dapat mengakibatkan badan pegal-pegal karena tumpukan asam laktat pada otot.[5]
2. Bela Diri Taekwondo
Berasal dari korea, Taekwondo bila dimaknai dari tiap katanya
mempunyai makna yaitu “tae” adalah kaki, “kwon” adalah pukulan dengan tangan,
dan “do” adalah seni. Apabila diartikan dari tiap katanya, bisa ditarik
kesimpulan bahwa taekwnondo adalah seni bela diri yang dominan menggunakan kaki
dan tangan sebagai senjata untuk membela diri.[6]
a. Sejarah
Olahraga bela diri taekwondo yang kita ketahui
saat ini mempunyai sejarah yang sangat panjang. Menurut sejarah, taekwondo
berkembang seiring dengan perjalanan sejarah bangsa korea. Nama taekwondo
sendiri baru dikenal pada tahun 1954 berdasarkan hasil penyempurnaan dari
gabungan berbagai bela diri tradisional korea.
Pada zaman dahulu, taekwondo dikenal dengan
berbagai nama karena berasal dari berbagai daerah. Di beberapa daerah seperti di
Silla, di daerah tenggara semenanjung korea, mereka mempunyai sekelompok
pasukan ksatria yang diberi nama “hwarang” atau “sonbae” di koguryo, sekitar
daerah semenanjung korea bagian utara. Mereka berlatih taekwondo sebagai
kekuatan militer negara dan menjadi warga negara yang dianggap terpandang. Hal
tersebut dibuktikan dengan temuan lukisan-lukisan dinding yang menggambarkan 2
orang yang saling berhadapan dalam sikap taekwondo, ini membuktikan bahwa
taekwondo telah dilakukan sejak 2000 tahun yang lalu.
Pada masa penjajahan jepang terhadap korea, taekwondo sangat mengalami
kemunduran karena tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang melakukan
modernisasi tentaranya dengan penggunaan senjata api. Namun, seiring dengan
kemerdekaan korea, taekwondo berkembang pesat dan menyebar ke berbagai
kalangan. Hingga akhirnya, diakui sebagai disiplin/ program resmi oleh
Pertahanan Nasional Korea, dan menjadi olahraga bela diri wajib bagi para
tentara dan polisi hingga sekarang. Kala itu, tentara korea yang berpartisipasi
dalam perang vietnam dibekali keahlian taekwondo. Sejak saat itulah, taekwondo
mendapatkan perhatian besar dari dunia.[7]
Peningkatan populasi dan hubungan yang baik antara perguruan bela diri
akhirnya menyatukan berbagai nama seni bela diri mereka dan menyebutnya
taekwondo. Pada tahun 1954 taekwondo sempat mengalami perubahan nama menjadi
taesoodo hingga tahun 1961. Namun, kembali berubah menjadi taekwondo pada tahun
1965 dengan nama organisasi Korea
Taekwondo Association (KTA) pada tahun 1972, berdiri markas besar taekwondo dunia bernama kukkiwon
. kukkiwon bertujuan sebagai pusat penelitian dan pengembangan taekwondo,
pelatihan instruktur/pelatih, sekretariat promosi ujian tingkat Internasional.
Pada 28 Mei 1973, berdiri World Taekwondo Federation
(WTF). Taekwondo sudah dipertandingkan di berbagai
multieven diseluruh dunia. Salah satunya di Olimpiade Sidney tahun 2000. Atlet
taekwondo Indonesia yang pernah mengikuti ajang empat tahunan ini diantaranya
Juana Wangsa Putri Satriyo Rahadani.[8]
Di dalam beladiri khususnya olahraga bela diri
taekwondo terdapat kriteria penilaian yaitu:
b.
Kriteria penilaian
Dibuat
berdasarkan peraturan:
1)
Akurasi dari teknik poomsae( akurasi dari gerakan dasar dan detail dari
setiap poomsae).
2)
Presentasi ( keterampilan : akurasi dari lintasan gerakan,
keseimbangan dan kecepatan yang cepat dan kelambatan gerakan serta kekuatan
tenaga), (ekspresi: kekuatan dan kelenturan gerak, kecepatan cepat dan
lambatnya gerakan,ritme/irama serta dari pengerahan tenaga.
3)
Ekspresi
Dalam ekspresi, poin akan dikurangi 0,1 setiap kali kontestan tidak
mengekspresikan kekuatan dan kelenturan, tempo (cepat dan lambatnya gerakan),
ritme dan ketepatan pengerahan kekuatan tenaga serta dalam ekspresi poin akan
dikurangi 0,5setiap kali kontestan melakukan kesalahan yang dianggap lebih
serius daripada kasus yang sebelumnya dalam kekuatan dan kelenturan, tempo
(cepat dan lambatnya gerakan), ritme dan pengerahan kekuatan tenaga.
4)
Pengurangan poin
a) Poin akan dikurangi 0,5 dari skor akhir jika
kontestan melebihi batas waktu.
b) Poin akan dikurangi 0,5 dari skor akhir jika
kontestan melewati garis batas terluar.[9]
5)
Perhitungan skor/nilai
Baik keakuratan dan presentasi akan dievaluasi( diperhitungkan).
a)
Ketika skor dihitung untuk mendapatkan rata-rata skor total dari
juri-juri yang berbeda, skor yang tertinggi dan terendah yang ditampilkan dalam
setiap penilaian akurasi dan presentasi tidak aka disertakan dalam perhitungan.
b)
Semua hukuman yang terakumulasi sepanjang kompetisi akan
diperhitungkan dan dikurangi dari skor akhir.
6)
Penjelasan standar penilaian
a) Akurasi teknik poomsae
b) Akurasi dari gerakan dasar
Apresiasi yang komprehensif untuk kelancaran setiap gerakan, dimana
orientasi semacam itu lebih mencirikan tingkat kemahiran yang tinggi.
a.
Detail setiap poomsae
Elemen-elemen
penting dalam poomsae terdiri dari pergerakan yang akurat dar setiap gerakan
yang sudah ditetapkan, aliran dan langkah gerakan,kihap/teriakan dan sikap kuda-kuda posisi siap.[10]
7)
Presentasi
a) Keterampilan yaitu penguasaan keterampilan
teknik berhubungan secara langsung dengan banyaknya latihan yang diperuntukan
untuk melatih an menyempurnakan setiap gerakan. Pengamatan yang objektif adalah
ukuran yang sebenarnya dari intensitas setiap penerapn individu terhadap
latihan seseorang.
b) Ekspresi yang merupakan nilain intrinsik atau
internal direalisasikan melalui kesadaran psikologis, mental, dan emosional dan
interpretasi yang diekspresikan dan diobservasi melalui performa ekstrinsik
atau jasmaniah dari poomsae.
Tempo gerakan ditentukan oleh variasi dari kecepatan yang dibutuhkan
dalam setiap gerakan, inididefinisikan
sebagai “cepat” atau “lambat,” tergantung dari gerakan yang berikutnya,
semua esksekusi gerakan lainnya dilakukan dalam kecepatan yang biasa.
Ritme/irama adalah korelasi antara gerakan dan alirannya. Ritme ada
didalam gerakan, memuaskan dari gerakan-gerakan yang berhubungan itu ada dalam
urutan yang sesuai ketentuan.
3.
Ketahanan Tubuh
a.
Pengertian Ketahanan Tubuh
Ketahanan tubuh atau yang disebut dengan daya
tahan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok otot
dalam jangka waktu tertentu, sedang pengertian daya tahan dari sistem energi
adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu tertentu. Istilah
ketahanan atau daya tahan dalam dunia olahraga dikenal sebagai kemampuan
peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya
aktivitas atau kerja.latihan daya tahan dipengaruhi dan berdampak pada kualitas
system kardiovaskuler, pernapasan dan system peredaran darah. Oleh karana itu
faktor yang berpengaruh terhadap daya tahan adalah kemampuan maksimal dalam
memenuhi komsumsi oksigen yang ditandai dengan VO2max.
Komponen biomotorik daya pada umumnya digunakan sebagai salah satu
tolak ukur untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani (physical fitness)
olahragawan. Kebugaran jasmani adalah suatu keadaaan kemampuan peralatan tubuh
yang dapat memelihara keseimbangan tersedianya energy sebelum, selama, dan
sesudah aktivitas kerja berlangsung. Hubungan antara daya dan kinerja
(penampilan) fisik olahragawan diantaranya adalah:[11]
1)
Kemampuan untuk melakukan aktivitas kerja secara terus menerus dengan
intensitas yang tinggi dan dalam jangka waktu lama.
2)
Kemampuan untuk memperpendek waktu pemulihan (recovery), terutama pada
cabang olahraga pertandingan dan permainan.
3)
Kemampuan untuk menerima beban latihan yang lebih berat, lebih lama,
dan bervariasi.
b.
Manfaat Ketahanan Tubuh
1)
Meningkatkan Kebugaran Jasmani
a)
Pengertian kebugaran jasmani
Kebugaran jasmani adalah faktor penting bagi
seseorang dalam menyelesaikan segala tugasnya sehari-hari. Kebugaran jasmani
antara satu orang dan orang lain selalu berbeda-beda, bergantung bagaimana
orang tersebut melatih kondisi tubuhnya. Dengan kebugaran jasmani yang
terlatih, seseorang akan memiliki kesehatan yang bagus.
Tubuh bugar dilihat dari gerak dinamis
seseorang. Jika hanya keadaan diam tidak dapat mengukur sehat tidaknya
seseorang tersebut. Jasmani yang bugar adalah yang memiliki derajat sehat
dinamis yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa
terjadi kelelahan yang berlebihan, dan kelelahan itu akan pulih kembali sebelum
datang tugas yang sama pada keesokan harinya.
Berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dapat membuat tubuh menjadi
lelah, maka untuk menghindari kelelahan tersebut diperlukan latihan kebugaran
jasmani. kebugaran jasmani menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang
terhadap perubahan tubuh yang disesuaikan oleh aktivitas tertentu dan
menggambarkan derajat seseorang untuk berbagai tingkat kegiatan fisik. Dengan
demikian, di dalam kebugaran jasmani terdapat tiga unsur pokok, yaitu unsur
yang sesuai bagi tubuh, unsur kerja, dan unsur sehat.[12]
b)
Tujuan Kebugaran Jasmani
Tujuan kebugaran fisik sekarang dapat dibedakan antara kebugaran yang
berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan unjuk kerja:
1)
Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan tingkat kebugaran
yang cukup dari empat komponen kebugaran jasmani, yaitu kebugaran jantung,
paru-paru, dan peredaran darah, lemak tubuh, kekuatan otot, serta kelenturan.
Komponen kebugaran tersebut akan membantu mengurangi kemungkinan terjadinya
penyakit degeneratif dan keadaan yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
2)
Kebugaran yang berkaitan dengan unjuk kerja membutuhkan suatu tingkat
kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan yang cukup tinggi.
c)
Manfaat Kebugaran Jasmani
Manfaat latihan kebugaran jasmani adalah untuk mempertahankan atau
meningkatkan derajat kebugarna jasmani. Derajat kebugaran jasmani seseorang
sangatlah menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sehari-hari. Dengan demikian, semakin tinggi derajat kesegaran jasmani
seseorang, semakin tinggi juga kemampuan kerja fisiknya. Berikut manfaat yang
diperoleh dari kebugaran tubuh:
a) Meningkatkan sirkulasi darah dan sistem kerja
jantung.
b) Meningkatkan stamina dan kekuatan tubuh
sehingga tubuh menjadi lebih energik.
c) Memiliki kemampuan pemulihan organ-organ tubuh
secara tepat setelah latihan.
Latihan kebugaran jasmani adalah jenis latihan
fisik (jasmani) melalui gerakan-gerakan anggota tubuh secara keseluruhan dengan
maksud untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasman adalah latihan
kebugaran fisik. Adapun unsur-unsur kebugaran jasmani terdiri dari kelincahan,
ketepatan, reaksi, kekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Dengan demikian, bentuk
latihan yang sesuai untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani
adalah ltihan kelincahan, ketepatan, reaksi, kekuatan, kecepatan, dan daya
tahan.
Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran
pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaanya dari pembelajaran mata pelajaran
lain. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan
berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan
pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan
generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi untuk mencapai
tujuan pendidikan jasmani.
Pada dasarnya program jasmani memiliki
kepentingan yang relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal ranah
pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama; kebugaran fisik,
keterampilan gerak.[14]
a) Kebugaran fisik
Menjadi semacam kesepakatan umum bahwa tujuan
pembelajaran dalam ranah psikomotor yang harus terkembangkan melalui program
pendidikan jasmani harus pula mencakup peningkatan kebugaran jasmani siswa.
Pertanyaannya adalah, apakah kebugaran jasmani ini dapat dicapai melalui
program penjas yang alokasi waktunya sangat minim. .
Menggunakan waktu lain untuk meningkatkan
kebugaran di luar waktu pendidikam jasmani adalah dalam cara ini, guru
pendidikan jasmani bertanggung jawab untuk menyusun programnya, tetapi tahap
pelaksanaanya bisa dilakukan oleh sekolah secara keseluruhan, baik diwaktu
antara dua pelajaran, sebelum pelajaran dimulai di pagi hari, atau setelah
pelajaran selesai.
Mewajibkan program kebugaran sebagai program
sekolah, dalam program ini guru penjas harus menetapkan kesepakatan untuk
menjadikan siswa memiliki kondisi fisik yang baik.
b)
Keterampilan Gerak
Agar anak menguasai
keterampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga merupakan tanggung jawab
utama bagi guru pendidikan jasmani. Tujuan utama dalam mengajarkan keterampilan
gerak tersebut adalah pengembangan keterampilan untuk berpartisispasi dalam
kegiatan olahraga, serta membantu dirinya bertindak efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugas sehari-harinya. Dan untuk mempersiapkan mereka menjadi atlet
yang berprestasi. Hal ini setara dengan tujuan penjas yang berhubungan dengan
kebugaran jasmani, yaitu individu, sebagai anggota keluarga, serta sebagai
anggota masyarakat.[15]
d) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
a)
Umur
Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai
maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas
fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila
rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
2)
Jenis
Kelamin
Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak
laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak
laki-laki biasanya mempunayi nilai yang jauh lebih besar.
3)
Genetik
Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur
tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot.
4)
Makanan
Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi
karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan
untuk olah raga yang memerlukan kekuatan otot yang besar. [16]
e) Meningkatkan Kebugaran Jasmani
Melalui Tes Fisik
Tes fisik yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani ialah:
1)
Pemanasan dan Pendinginan
Pemanasan dan pendinginan adalah hal yang mutlak dalam
berlatih bela diri. Pemanasan terlihat sepele, namun olahraga “keras” pada sebagian besar aliran
bela diri, hal ini mutlak untuk diperhatikan. Gerakan-gerakan tubuh, kontraksi
dan ekstensi otot yang cukup ekstrem dapat menyebabkan cedera apabila Anda tidak
melakukan pemanasan terlebih dahulu. Bahkan yang paling sepele, tidak melakukan
gerakan pemanasan sebelum berlatih dan pendinginan setelah berlatih dapat
mengakibatkan badan pegal-pegal karena tumpukan asam laktat pada otot.
2)
Lari
Lari adalah kategori olahraga yang sangat sederhana,
praktis, dan ekonomis. Lari tidak memerlukan banyak peralatan olahraga, kita
hanya memerlukan sepatu dan pakaian yang nyaman saja untuk melakukan olahraga
lari saat pagi,siang, dan sore hari. Lari disebut sebagai olahraga praktis
karena lari dapat dilakaukan kapan saja dan dimana saja, lamam waktunya juga
bisa kita sesuaikan sendiri. Meskipun begitu, manfaat lari untuk kesehatan
tidak dapat diragukan, sebab bila kita melakukan rutinitas lari saat
pagi,siang, dan sore hari, kita bisa memperoleh manfaat yang dijelaskan dibawah
ini:[17]
3)
Push up
Push up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan
otot bisep maupun trisep. Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi
kanan kiri badan. Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan.
Posisi kaki dan badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan
dengan tetap menjaga kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa
menyentuh lantai atau tanah. Naik lagi dan dilakukan secara berulang. Kegiatan
ini dapat dikombinasikan dengan:[18]
a)
Mengubah jarak telapak tangan.
b)
Bentuk tangan yang menyentuh lantai:
membuka, mengepal, menggunakan jari, atau punggung tangan.
c)
mengubah jarak antar kaki.
d)
mengubah ketinggian letak kaki:
dengan menggunakan kursi atau kaki yang satu ditindihkan ke kaki yang lain.
e)
mengubah jumlah tangan yang
digunakan : satu tangan atau dua tangan.
4)
Back up
Back up adalah latihan otot perut dan otot punggung dengan cara posisi awal
tidur tengkurap, kaki merapat, kedua tangan dirapatkan di depan dagu. Kemudian
angkat tubuh bagian depan ke atas, sehingga dada tidak menyentuh lantai.
Kemudian kemabali ke posisi semula. Gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang.[19]
Manfaat
latihan back up adalah membantu melatih otot pinggang, otot pantat dan otot
paha bawah. Bagi pemain bola voly, bulu tangkis, tenis, dan olahraga lain yang
memerlukan kekuatan otot pinggang yang kuat, latihan back up dapat menjadi
latihan penunjang. Misalnya saja seorang atlet bola voly yang sering melakukan
loncatan smash, dia memerlukan kekuatan otot pinggang yang baik. Untuk
menghasilkan loncatan yang maksimal diperlukan otot paha dan otot pinggang yang
kuat. Apalagi pada saat akan memukul bola, gerakan tubuh mulai dari bagian
pinggang akan condong ke belakang. Jika tidak ditunjang dengan latihan otot
pinggang yaitu back up maka akan menyebabkan perut dan otot pinggang akan
terasa sakit.
5)
Peregangan Otot dan Pelemasan Sendi
Pada saat
akan memulai suatu aktifitas olahraga, stretching (peregangan) atau lebih
dikenal orang dengan istilah pemanasan (warm-up) ini sangat diperlukan.
Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di
setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan
serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangant rentan terjadi.[20]
Peregangan
merupakan salah satu bentuk persiapan awal dalam melakukan aktivitas olahraga,
termasuk olahraga beladiri. Pada perguruan beladiri modern biasanya dalam
latihan sudah dimasukkan unsur ilmu kesehatan dan olahraga, di antaranya teknik
peregangan. Teknik peregangan perlu dikuasai oleh para pelatih dan atlet karena
manfaatnya sangat besar, namun tentu saja setiap cabang olahraga di samping
memiliki teknik peregangan yang bersifat umum juga memiliki teknik peregangan
yang lebih spesifik.
Sebelum
melakukan peregangan sebaiknya terlebih dahulu melakukan pemanasan (warm-up),
walaupun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa pemanasan sebaiknya dilakukan
setelah melakukan peregangan. Pemanasan merupakan salah satu bagian dasar dari
program latihan permulaan yang terdiri dari sekelompok latihan yang dilakukan
pada saat hendak melakukan aktivitas olahraga. Peregangan otot dan pelemasan
sendi penting dilakukan sebelum melakukan latihan yang sesungguhnya. Hal ini
dilakukan untuk mencapai hal-hal sebagai berikut:
a.
Mengurangi kemungkinan terjadi cedera sendi dan otot.
b.
Menghemat tenaga yang dikeluarkan ketika melakukan
gerakan.
c.
Mempersiapkan anggota badan untuk melakukan gerakan
dalam latihan yang lebih berat.
d.
Untuk melemaskan persendian agar mudah melakukan
gerakan dan tidak kaku.[21]
4. Kesegaran Jasmani
a.
Pengertian
Kesegaran Jasmani
Kemampuan
seseorang atau individu untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas
sehari-hari secara terus menerus tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan
masih memiliki cadangan energi atau tenaga untuk melakukan aktivitas lainnya.
Kesegaran
Jasmani ini tersusun dari beberapa komponen utama yaitu :[22]
1)
Daya Tahan (Endurance)
2)
Kekuatan (Strenght)
3)
Daya Ledak Otot (Muscular Power)
4)
Kecepatan (Speed)
5)
Kelincahan (Agility)
6)
Kelentukan (Flexibility)
7)
Keseimbangan (Balance)
8)
Ketepatan (Accuracy)
9)
Reaksi (Reaction)
10) Koordinasi (Coordination)
B. Penelitian Relevan
Dalam mempersiapkan penelitian ini, penulis terlebih
dahulu mempelajari beberapa skripsi yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini
dilakukan sebagai dasar acuan dan juga sebagai pembuktian empirik atas
teori-teori pendidikan yang telah mereka temukan antara lain :
1.
Penelitian relevan dengan penelitian
ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Cahyandadaro, universitas negeri
yogyakarta, yang berjudul “pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler
terhadap pprsetasi belajar siswa XI man
yogyakarta” yaitu penelitian yang hanya menkaji tentang masalah keaktifan siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler dalam kmeningkatkan atau terhadap prestasi siswa
yang aktif dalam ekstrakurikuler tersebut.
2.
Fitri yulizuto.H. fuad nashort,
daerah yogyakarta. yang berjudul “Kepercayaan diri dan prestasi atlet
taekwondo” judul ini yaitu mengkaji tentang kepercayaan diri dari dalam diri
seseorang dan prestasi yang diukir oleh kontestan.
Berdasarkan
beberapa penelitian yang dijelaskan diatas, penelitian tersebut relevan dengan
peneliti dilakukan yaitu membahas tentang pengaruh ekstrakurikuler olahraga
beladiri taekwondo dalam meningkatkan kebugaran siswa.
BAB III KLIK DISINI
[1] Agus Mukholid, Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan, ( PT
: Ghalia
Indonesia Printing, 2007), h. 34
[5] Joko Supriyanto, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas 2.(Surakarta: Januari 2015),
h. 115
[11] Mikanda Rahmani, Op,Cit., Hlm. 145-150
[12]
Cahya
Damayanti, Pendidikan jasmani Olahraga dan
Kesehatan SMA Kelas X Semester 2 (Viva pakarinda, 2013), h. 35-36
[13] Sri Ambarwati, Pendidikan jasmani Olahraga dan
Kesehatan SMA Kelas XI Semester Genap (Viva pakarinda: 2013), h. 37-38
[15]Ibid.,
[16]
Samsudin
Supriyanto, Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan.
(Surakarta
:
Februari
2012), h. 27
No comments:
Post a Comment